You can replace this text by going to "Layout" and then "Edit HTML" section. A welcome message will look lovely here.
RSS
I’M A PRINCESS

a Beautiful Cat

CERPEN


TERSERANG CACAR

   
K
upandangi pagi hari yang terhiasi rintikan hujan, tapi titik-titik itu tak tampak dengan mata telanjang. Kusiap berjalandibawahnya terselimuti air yang makin lama membasahi tubuhku. Ketika ku telah sampai di sekolah, harapanku aku tak akan jatuh sakit karena air hujan ini.
Pada saat pelajaran dimulai, aku mengikutinya dengan suasana hati yang gembira. Tiba-tiba timbul rasa gatal dari kulit tubuhku. Seorang temanku, Ersha berkata padaku “Dil, apa yang terjadi dengan wajahmu?” “ Tidak ada. Emangnya, ada apa di wajahku?” tanyaku penasaran. Ersha memberiku sebuah cermin dan berkata “ Coba, kamu lihat wajahmu di cermin!” Aku pun mengambilnya dan memandangi wajahku yang telah tergerogoti bintik-bintik aneh. Entah itu jerawat atau bisul. Aku pun terkaget melihat wajahku yang penuh dengan bintik-bintik aneh itu. “Sebaiknya, kamu meminta izin kepada guru piket agar diperbolehkan pulang. Aku pikir, kamu butuh istirahat di rumah.” Saran Ersha. “Tidak perlu. Aku tidak apa-apa,kok.” Jawabku. Aku pun tetap mengikuti pelajaran hingga pelajaran usai. Lonceng yang menandakan waktu pelajaran usai pun berbunyi.
Ketika kutiba dirumah, aku mencuci muka dan mengganti pakaian. Ketika ku mencuci muka, jari jemariku merasakan ada sesuatu yang menempel di wajahku seperti jerawat namun lebih besar. Aku pun menjadi sangat penasaran. Aku melangkah mendekati cermin di hadapanku untuk melihat apa sebenarnya yang menempel di wajahku. Ketika aku berkaca, aku melihat seorang anak perempuan yang wajahnya dipenuhi oleh bintik-bintik aneh yang besar. Namun, bintik-bintik aneh itu bukan hanya tumbuh di wajahnya saja, tapi diseluruh tubuhnya juga. Dan aku baru menyadari ternyata anak perempuan itu adalah aku. Tubuhku telah dipenuhi oleh bintik-bintik aneh. Dan dari bintik-bintik itu timbul rasa gatal yang sangat-sangat dahsyat. Bintik-bintik itu memanggil kedua tanganku untuk menggaruknya. Aku pun berusaha menahan keinginanku untuk menggaruknya. Namun, usahaku gagal. Aku sudah tak tahan lagi oleh rasa gatal yang telah menyelimuti tubuhku. Aku pun menggaruknya. Setelah kugaruk ternyata rasa gatal itu, bukannya menghilang, tapi malah menjadi lebih gatal dari sebelumnya.
Ibuku melihatku sedang menggaruk-garuk tubuhku yang telah dipenuhi oleh bintik-bintik aneh. Ibuku menghampiriku “Dillah, kamu terserang penyakit cacar. Penyakit cacarmu ini harus segera diobati. Kalau tidak cacarnya akan semakin menjalar. Ibu, akan mengolesi cacarmu ini dengan parutan jagung.” Ibuku berjalan menuju kulkas. Lalu, mengambil jagung dan memarutnya. Setelah itu, dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, ibuku mengolesi kulitku dengan parutan jagung itu. Rasa gatal yang timbul dari kulitku pun perlahan-lahan berkurang.
Setiap hari, ibuku mengolesi kulitku dengan parutan jagung secara teratur. Ternyata, parutan jagung itu sangat bereaksi pada kulitku. Bintik-bintik aneh itu telah menghilang, hanya tersisa bekasnya saja. Rasa gatalpun kini tak terasa lagi. Aku pun sembuh.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS